Mengenal Hj Yoyok Urfiah, Generasi ke Dua Pelestari Resep Sate Bandeng Hj Maryam

by

SERANG – Ibarat peribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Mungkin itulah peribahasa yang pantas disematkan kepada Ibu Hj Yoyok Urfiah.

Yoyok Urfiah merupakan anak ke 3 dari 11 bersaudara dari Ibu Hj Maryam yang dikenal sebagai penjual sate bandeng khas Banten yang berlokasi di Kaujon Tengah, Kecamatan Serang, Kota Serang.

Yoyok Urfiah awalnya tidak menyangka jika dirinya akan berjualan sate bandeng seperti ibundanya.

Yoyok Urfiah menuturkan, baru tinggal di rumahnya yang sekarang pada tahun 2008 di Perumahan Bukit Permai, Kepandean, Kelurahan Serang, Kecamatan Serang yang berseberangan dengan Rumah Makan Sari Kuring Indah Serang dan Lingkungan Batok Bali, Serang.

“Saya tadinya tinggal di Tangerang tahun 1977. Tepatnya di Cikokol. Pas saya dan suami masih kerja. Setelah tidak kerja, akhirnya pindah ke sini, ke Serang,” tuturnya kepada liputancilegon.com Oktober lalu.

Yoyok menceritakan, sewaktu pertama kali tinggal di rumahnya tersebut, ia masih membantu ibunya, Ibu Hj Maryam di Kaujon.

“Sejak tinggal di sini dan mulai tahun 2009 saya tiap pagi bantuin masak ibu di Kaujon. Sate bandeng Ibu Hj Maryam kan udah lama. Ya kharisma ibu saya nya nempel dan udah terkenal. Jadi ya laris. Dan ibu saya selalu minta saya untuk bantuin. Mungkin olahan tangan saya nya yang cocok,” cerita Ibu Yoyok ini.

Namun ketika mulai menginjak tahun 2015, suaminya meminta agar tidak lagi datang ke Kaujon.

Suaminya meminta dan mendorong agar Yoyok membuka usaha sate bandeng bikinannya sendiri. Suaminya mendorongnya buka usaha sate bandeng lantaran suaminya sudah tidak mau tiap pagi ditinggal terus. Jadi akhirnya suaminya mendorong agar Yoyok bikin dan menjual sate bandeng olahannya.

“Nanti juga laku dan laris. Masak iya bikin dan jual enggak ada yang beli,” ujar pelestari resep sate bandeng ini.

Yoyok mengatakan, awal-awal produksi ia tidak bikin banyak. Satu kali bikin ia hanya membuat 30 ekor ikan bandeng dan di tahun-tahun awal masih bikin sendiri.

Seiring berkembang usahanya, Yoyok pun kemudian mempunyai 4 karyawan yang membantu mengolah dan memproduksi sate bandeng khas olahan Ibu Hj Yoyok Urfiah.

Meski ia penerus resep sate bandeng khas Banten dari ibundanya Ibu Hj Maryam, namun Yoyok membuat hal yang berbeda pada olahan sate bandeng khas dirinya.

“Kalau di sana kan, ketika mengolah bahannya, gula dan lainnya asal cauk,jadi gak ada takarannya. Kalau saya di sini ada takarannya. Sekali ngadonin kan 30 ekor lebih. Itu gula putihnya 1kilo lebih, gula merahnya 1 kotak. Selain itu bedanya juga di bumbu,” ujar Yoyok.

Dulu, awal-awal jualan, kata Yoyok, pernah ikut nitip juga di tempat jualan ibunya, Ibu Hj Maryam. Tapi sayangnya tidak ditampung atau diterima. Ini dikarenakan sate bandeng olahan karyawan ibunya ukurannya lebih kecil. Sedangkan hasil bikini Ibu Yoyok ini sate bandengnya lebih besar. Akhirnya Ibu Yoyok pun menjual sendiri sate bandeng olahannya. Baik dijual di rumahnya maupun di tempat lain.

“Saat ini yang mau kerja sama menjual sate bandeng saya itu Rumah Makan Sop Ikan Taktakan yang Deket Kopasus itu,” kata Ibunda dari pemilik Raudhatul Athfal Madinatul Quran, Saefullah ini.

Lebih lanjut kata Yoyok, meski belum banyak yang bisa diajak kerja sama,dirinya berharap jualannya lancar dan terus meningkat.

“Untuk harga, kita jual Rp40 ribu per ekor,” tandasnya. (rul/red)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.