Devi Naufal Halwani Melanjutkan Jejak Sang Ayah Bermula Dari Keprihatinan

by

SERANG – Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu pun potensi dan bakat seorang anak tak jauh dari orangtuanya, ayah dan ibunya. Mungkin itulah peribahasa yang relevan dengan Devi Naufal Chalwani putra seorang sejarawan asli orang Banten Halwani Michrab.

Diketahui, Halwani Michrab adalah salah satu putra Banten yang dikenal sebagai ahli sejarah,khususnya sejarah Banten. Banyak karya yang telah dihasilkan. Kini apa yang telah torehkan Halwani Michrab bersambung kepada putra bungsunya Devi Naufal Halwani.

Namun hal itu tidak muncul tiba-tiba. Ini dikarenakan laki-laki yang akrab disapa Mang Dhepi ini pada mulanya tidak sengaja untuk meneruskan jejak dan langkah yang telah dirintis ayahnya.

Mang Dhepi, justru ketika memilih pendidikan formalnya malah bukan ilmu sejarah. Anak bungsu dari almarhum Chalwani Michrab malah memilih pendidikan diploma ilmu perikanan di Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat.

Mang Dhepi mulai melanjutkan jejak sang ayah ketika ia berkumpul bersama teman-temannya pada sekitar tahun 2000.

“Saya kumpul tuh sama temen-temen. Kok gak ada yang tahu tentang sejarah Banten atau Kebantenan,” tutur Mang Dhepi bercerita kepada liputancilegon.com di kediamannya di Perumahan Graha Asri,Kota Serang belum lama ini.

Lantaran banyak orang Banten yang tidak tahu tentang Banten, akhirnya dirinya mau tidak mau, dengan penuh rasa prihatin harus turun tangan.

Langkah pertama dibuatlah website perpustakaanhalwani. Melalui website itulah kemudian banyak yang mencari untuk meminta penjelasan soal Banten. Ada yang untuk keperluan penulisan skripsi,thesis,disertasi, dan karya ilmiah lainnya.

Mang Dhepi teringat ketika ayahnya kerap mengajaknya ke lokasi-lokasi kerjanya seperti di situ Tasik Kardi dan sejumlah lokasi peninggalan sejarah lainnya.

“Tahun 1990-an itulah saya sering diajak oleh ayah menemani ayah kerja. Dan saya lihat, Masya Allah. Jejak sejarah Banten di luar negeri itu sangat dihargai oleh para ilmuwan tidak seperti di kita. Ayah saja bisa sekolah Pascasarjana di Amerika dan doktor di Jepang itu berkat program beasiswa,” ujar Mang Dhepi yang kini sudah dikenal juga sebagai seorang pemerhati sejarah dan budayawan.

Bagi Mang Dhepi, dirinya mempunyai tugas besar yang mulia. Yaitu membagi keilmuan sejarah Banten kepada orang lain khususnya orang Banten sendiri.

“Orang Bantennya aja masih banyak yang belum tahu. Makanya saya berpikir, ini harus membantenkan orang Banten dulu sebelum orang lain,” imbuh Mang Depi.

Terkait bagaimana upayanya, ujar Dhepi, dirinya tidak muluk-muluk. Apa yang bisa dilakukan, harus dilakukan.

“Orang mau cuek,mau masa bodoh. Bagi saya enggak masalah. Yang penting wawasan tentang Banten ini harus ditularkan kepada yang lain khususnya orang Banten sendiri,” tandasnya. (rul/red)

Leave a Reply

No More Posts Available.

No more pages to load.